Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, ketersediaan beras di daerah plosok masih aman. Bisa dilihat dari banyaknya pasokan beras yang masuk di Pasar Serasi dan Pasar 23 Maret.
Selain itu, tidak terjadi kenaikan harga penjualan, sehingga kebutuhan masyarakat dapat dengan mudah terpenuhi .
Salah satu pedagang beras di Pasar 23 Maret, Aba Ir mengakui belum ada kenaikan harga beras.
Dia menjelaskan, beras Superwin saat ini masih dijual dengan harga Rp11.500 per kilogram (Kg), Serayu Rp11.000 per Kg. Begitu pun dengan beras PL Bali, tetap dijual Rp10.500 per Kg.
“Namun kualitas beras juga bisa mempengaruhi harga penjualan. Sama jenis beras tapi kualitas beda, ya tentu harganya juga beda,” ucapnya,
“Salah satu faktor penyebab kenaikan harga beras adalah pasokan kurang sementara permintaan warga banyak. Bila pasokan beras banyak, meski permintaan meningkat, harga tetap akan bertahan. Seperti sekarang ini,” katanya.
Adam Mokodompit, penjual beras di Pasar Serasi menambahkan, meski akhir-akhir ini sering terjadi hujan,tapi tidak mempengaruhi hasil panen petani.
Dibuktikan dengan stok beras yang masuk di pasar cukup banyak.
“Jika stok beras aman tentu harga tidak akan berubah, tapi jika stok kurang bakal ada kenaikan harga,” ujarnya.
Sementara itu, di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, pedagang beras yang ada di daerah plosok tetap menerapkan protokol kesehatan.
Mereka menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak. Pembeli juga demikian, menerapkan 3M. Ditambah lagi di sekitar lokasi berjualan ada Satpol PP yang selalu mengingatkan soal protokol kesehatan.
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Daerah Plosok menjelaskan, setabilnya harga beras ini disebabkan oleh stok beras berlimpah.Selain produk beras WDX di daerah plosok hingga mase panen kedua relatif tinggi, pasokan beras dari sentra produksi daerah lain terutama Bolmong ikut jadi faktor melimpahnya stok.
“Distribusi beras yang lancar inilah akhirnya mampu menekan harga jualberas WDX untuk tidak bergerak naik meski musim kemarau seperti ini,” sebut Yahya.
Masa panen kedua yang berlangsung secara merata membuatproduksi WDX sesuai target pemerintah tercapai dan membuat harga beras stabil.
“Kuncinya di situ dan sampai akhir tahun stok beras kita tetap akan aman. Utama juga, di daerah kita ini tidak ada sawah yang kekeringan,” tandasnya.